Kau memanggilku dengan sebutan ”peri kecil”. Kau selalu bilang, aku adalah peri kecilmu yang membutuhkan sayap untuk terbang. Agar aku dapat melihat pelangi bersama sekawanan kupu-kupu yang berterbangan diantara indahnya kepulan awan.
Di setiap harinya kau tak pernah lelah mengajari aku untuk belajar mengepakkan sayapku, Kau adalah payungku ketika hujan menyapaku, Karena kau tak pernah rela sedikitpun melihatku tersakiti. Dan kau berikan bahumu untuk sandaranku. Kala aku terjatuh dan terjerembab, dengan tertatih kau menopangku untuk berdiri kembali. Kau menuntunku dan mengobati lukaku. Kala aku putus asa, Kau yang meniupkan semangat dalam diriku. Agar aku tidak menyerah dalam meraih mimpiku.
Kau yang menasehatiku menguatkan hati yang rapuh. Jika kecewa dan putus asa, pandanglah sungai airnya tetap mengalir walaupun berjuta batu menghalang. Jika sedih pandanglah langit, kita akan merasakan Allah akan senantiasa bersama kita. Kau yang selalu mengharapkanku untuk menjadi mutiara di hamparan pasir. Doamu, ”Semoga kau kelak akan bahagia dalam meraih cita-citamu”.
Dan, kini kau memanggilku dengan ”peri kecilku yang telah bersayap”. Karena kau menganggap aku sudah bisa melakukan semuanya tanpamu. Ya, aku sangat berterimakasih padamu. Disaat impian itu sudah berada dalam genggamanku, Kau tinggalkan aku, kau lupakan aku, kau tak pedulikanku. ketika aku terjatuh kau biarkan aku mengobati lukaku seorang diri. Memang apa yang kau lakukan untuk sekedar kebaikanku menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung padamu. Namun, aku begitu merindukanmu. Sosok yang selalu hadir temani hariku.
Dulu…
Kau yang mengajariku arti kebahagian
Kau yang mengajariku arti senyuman
Kau yang mengajariku bagaimana memaknai sebuah kegagalan
Kau yang memberiku arti keindahan dalam mengarungi kehidupan
Namun, mengapa kini kau yang tinggalkan aku dalam kesendirian?
Jika aku boleh memilih, aku lebih senang kau memanggilku ”peri kecilmu tanpa sayap” bukan aku sebagai ”peri kecilmu yang telah bersayap”. Namun harus kuakui, kini….aku bukan peri kecilmu lagi.
Mungkin harimu memang akan jauh lebih menyenangkan tanpa adanya aku yang selalu menyusahkanmu padahal aku menyimpan banyak harapan dalam kehadiran kamu di hidup aku dan rasanya sangat sulit melepaskan seseorang yg memang tidak bisa untuk dilepaskan
peri kecilmu :)